Praktis! Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir

by | 22 Apr, 2025 | Bangun Rumah, Tips Bangun Rumah

Beranda » Praktis! Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir
Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir

Musim hujan di Indonesia rata-rata hanya berlangsung selama Oktober sampai Maret. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hampir 800 ribu rumah di Indonesia rusak atau minimal terendam gara-gara banjir. Langkah pencegahannya sangat penting bagi rumah yang berada di area rawan banjir. Dalam konteks tersebut, cara meninggikan rumah agar tidak banjir menjadi salah satu solusi yang paling efektif. Namun, proses meninggikan rumah harus direncanakan dengan sangat matang karena melibatkan perubahan pada struktur bangunan.

Rumah yang Rawan Banjir Memiliki Nilai Properti yang Lebih Rendah

Studi ini dilakukan oleh Dr Alexandros Skouralis dengan tujuan meneliti dampak risiko banjir terhadap nilai properti di Inggris. Berdasarkan temuan tersebut, rumah yang rawan banjir rata-rata dijual dengan harga 8,14 persen lebih murah daripada rumah yang tidak pernah terkena banjir.

Meskipun rumah hanya beberapa kali terkena banjir, hal ini tetap saja membuat rumah memiliki nilai juga yang lebih rendah

Di Indonesia sendiri, merujuk pada studi oleh Álvarez and Resosudarmo (2019) dengan judul “The cost of floods in developing countries’ mega cities: A hedonic price analysis of the Jakarta housing market, Indonesia”, mengatakan rata-rata banjir di Jakarta menurunkan nilai properti bulanan di daerah tersebut hingga Rp 650 ribu.

Penyebab hal tersebut terjadi adalah rendahnya permintaan pasar pada rumah yang rawan banjir. Masyarakat juga kurang bersedia memepersiapkan anggaran untuk merehabilitasi rumah pasca-banjir. Di sisi lain, rumah yang rawan banjir lebih berisiko menimbulkan penyakit. 

Untuk menghindari hal tersebut, perlu juga mempertimbangkan dan mencari cara meninggikan rumah agar tidak banjir.

4 Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir, Apa Saja?

1. Perkirakan Ketinggian Rumah agar Tidak Terkena Banjir

Federal Emergency Management Agency (FEMA), lembaga penanggulangan bencana di Amerika Serikat, bisa dijadikan acuan mengenai seberapa besar ketinggian tambahan yang ideal agar tidak terkena banjir. Dalam panduannya, FEMA menyarankan untuk meninggikan bangunan setara dengan tinggi banjir besar yang berpotensi terjadi sekali dalam 100 tahun terakhir, lalu menambahkan setidaknya satu kaki atau sekitar 0,3 meter sebagai margin keamanan.

Contohnya, pada tahun 2021, banjir bandang yang melanda Sintang, Kalimantan Barat disebut sebagai salah satu banjir terparah dalam empat dekade terakhir. Kejadian semacam ini dapat menjadi referensi penting dalam menentukan elevasi aman bagi hunian di wilayah rawan banjir.

Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat

Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat @ Emanuel Adi Saputra/Kompas.id

2. Pasang Sensor Banjir di Rumah

Jika rumah sudah sering terkena banjir dengan ketinggian yang relatif sama, pemasangan sensor banjir dapat menjadi solusi untuk memantau level air yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Sensor ini akan aktif dan menghidupkan alarm ketika mendeteksi tanda-tanda awal genangan atau risiko kerusakan, sehingga memberikan peringatan lebih cepat.

Data dari sensor tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan ketinggian tambahan yang diperlukan agar rumah dapat terhindar dari banjir pada kejadian selanjutnya.

Memasang Sensor Hydreon, Salah Satu Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir

Sensor Hydreon @Universitas Ciputra

Memasang Sensor Fibaro, Salah Satu Cara Meninggikan Rumah agar Tidak Banjir

Sensor Fibaro @ Universitas Ciputra

Kedua contoh tersebut merupakan sensor pendeteksi banjir yang akurat. Baca lebih lanjut di artikel Universitas Ciputra untuk mengetahui fitur maupun keunggulan dari masing-masing alat sensor banjir tersebut.

 3. Gunakan Material Anti Banjir

Material yang digunakan akan mempengaruhi pada kekuatan bangunan rumah terhadap banjir. Meninggikan rumah tidak akan efektif jika material yang dipakai justru mudah rusak ketika terkena air dalam waktu yang lama. Jika bangunan belum menggunakan material yang tahan terhadap banjir, sebaiknya lakukan penggantian segera untuk mengurangi risiko kerusakan.

Material anti banjir mampu bertahan hingga kurang lebih 72 jam tanpa mengalami kerusakan. Jenis material ini umumnya tidak mudah rusak meski berada dalam kondisi lembap dalam waktu yang lama.

Beberapa contoh material tahan banjir yaitu kayu lapis khusus, beton, ubin keramik, serta bata berlapis kaca. Material-material tersebut dapat menjadi pilihan tepat untuk meningkatkan durabilitas hunian pada area rawan banjir.

Baca Juga: 5 Jenis Material Wajib untuk Menciptakan Rumah Mewah

4. Gunakan Jasa Kontraktor Rumah Terpercaya

Meninggikan rumah agar tidak banjir tentu tidak mudah. Butuh ketelitian dan keahlian yang tinggi agar peningkatan rumah tidak menyebabkan bangunan menjadi roboh atau rusak. Jika terjadi kesalahan sedikit saat pembangunan, maka struktur secara keseluruhan rumah bisa menjadi tidak kokoh dan mudah roboh.


Before Rumah Pak JK @ Kontraktor Hijau

Desain Rumah Pak JK @ Kontraktor Hijau

After Rumah Pak JK

After Rumah Pak JK @ Kontraktor Hijau

Bagikan:

Terima Jasa Desain Rumah Langsung Survei ke Lokasi

Butuh Jasa Arsitek untuk Desain Rumah Impian?

Konsultasi Gratis!

Konsultasikan kebutuhan Jasa bangun dan renovasi rumah bersama Kontraktor Hijau yang Amanah dan Transparan.