Sobat Hijau, apakah kini Anda sedang berencana membangun rumah impian?
Jika iya, pastikan Anda memilih material untuk membangun rumah dengan cermat, ya!
Salah satu hal yang mesti Sobat Hijau cermati adalah saat memilih material kayu untuk bangun rumah.
Saat membangun rumah, material kayu memang salah satu bahan konstruksi inti dan selalu ada.
Tidak hanya sebagai rangka rumah, material kayu juga merupakan bahan penting untuk membuat bingkai jendela, kusen, pintu, dan lainnya.
Sobat Hijau, Anda pastinya menginginkan rumah yang kokoh, anti badai, dan minim risiko kerusakan bukan?
Oleh karena itu, material kayu untuk bangun rumah Anda pun perlu dipertimbangkan juga ketahanan dan keawetannya!
Mengapa Harus Menggunakan Material Kayu untuk Bangun Rumah?
Material kayu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk rumah, khususnya bagian kusen pintu, jendela, dan beberapa bagian lainnya, mengapa?
- Berkelanjutan dan material yang ramah lingkungan. Kayu merupakan salah satu sumber daya alam biotik yang dapat diperbaharui dan diolah tanpa mencemari lingkungan.
- Dapat didaur ulang. Kayu juga dapat diubah, diperbaiki, dan digunakan kembali, sehingga meminimalkan limbah.
- Bahan yang mudah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kayu mampu menyerap dan melepaskan kelembaban, menjaga suhu ruangan tetap nyaman, dan meredam kebisingan.
- Memiliki nilai estetika Alami. Kayu memiliki serat yang unik serta warna indah yang memberikan sentuhan alami pada bangunan.
- Banyak variasi dan pilihan dengan keunikannya. Hal ini karena Indonesia kaya akan jenis kayu dengan karakteristik dan keindahannya masing-masing.
Dengan mempertimbangkan kelebihan-kelebihan tersebut, kayu menjadi pilihan ideal bagi Sobat Hijau yang ingin membangun rumah yang ramah lingkungan, estetis, dan nyaman.
Jenis-Jenis Material Kayu untuk Bangun Rumah
Kayu, sebagai material alami hingga saat ini masih menjadi primadona banyak orang.
Hal ini tentunya karena bahan ini memiliki nilai estetika dan kesan futuristiknya tersendiri dibandingkan dengan material lainnya.
Namun, dengan beragamnya jenis kayu di pasaran, manakah yang cocok untuk rumah impian Sobat Hijau?
1. Kayu Jati
Kayu jati memang salah satu jenis kayu yang paling dikenal di antara kayu lainnya, bahkan dikenal sebagai kayu yang sering digunakan oleh kerajaan.
Kayu ini dikenal di seluruh dunia karena keindahan serat dan warnanya yang menawan, tahan guncangan, dipadukan dengan kekuatan dan keawetannya yang cukup tinggi.
Umumnya, serat kayu jati ini berbutir halus hingga kasar, tekstur rata, dengan kilau sedang dan terasa sedikit berminyak.
Kayunya berwarna kuning kecoklatan hingga coklat keemasan tua dan gubalnya berwarna keabu-abuan atau putih.
Hal tersebut menjadikan kayu jati pilihan utama untuk furniture dan elemen struktur bangunan, bahkan geladak kapal.
Kayu jati ini juga tahan terhadap jamur, rayap, dan serangga, sehingga cocok untuk penggunaan jangka panjang.
Bahkan jika digunakan untuk membangun rumah di daerah bergurun, kayu jati ini dapat menahan panas dan juga tidak mudah terbakar.
Kayu ini bahkan tidak akan berubah warna menjadi hitam saat bersentuhan dengan logam.
Kekurangannya, hanya satu. Kayu jati ini memang memiliki harga yang cukup mahal, namun hal ini sesuai dengan kualitas yang dimiliki kayu satu ini.
2. Kayu Merbau
Kayu Merbau merupakan salah satu jenis kayu yang amat sering digunakan di beberapa negara Asia Tenggara, kepulauan Pasifik, Papua Nugini, dan Queensland bagian utara.
Karakteristik Merbau di habitat aslinya, dapat tumbuh hingga 40 meter, dengan diameter batang 0,6 meter.
Pohonnya yang lebat, dengan nama lokal yang khas, sering kali membentuk kanopi yang menyebar.
Pada sejarahnya, kayu ini seringkali digunakan untuk konstruksi, aplikasi teknik, dan kelautan karena memiliki tingkat kekuatan dan keawetan yang cukup tinggi.
Sedangkan, pada konstruksi bangunan, Merbau seringkali digunakan di halaman belakang rumah sebagai furnitur luar ruangan, dan di dalam rumah untuk berbagai keperluan pertukangan, lantai, dan penggunaan lainnya.
Karena merupakan kayu asli dari hutan tropis, dan pada beberapa negara seperti Australia harus berasal dari lahan berizin atau hutan legal.
Kayu Merbau ini juga menjadi alternatif kayu jati yang tak kalah kokoh.
Kayu ini tahan terhadap perubahan cuaca, serangan serangga, dan tidak mudah menyusut atau retak.
Serat dan warnanya yang indah–kuning kecoklatan, coklat kemerahan, dan abu kecoklatan, menjadikannya pilihan estetis untuk dek, tiang atap rumah, kusen, lantai parket, dan furniture.
Harga kayu merbau ini pun pastinya lebih terjangkau dibandingkan kayu jati, sehingga menjadi pilihan ekonomisnya.
3. Kayu Kamper
Sesuai dengan namanya, kayu kamper ini memiliki aroma khas yang kuat dan ketahanan tinggi terhadap rayap dan lebih ringan daripada kayu jati.
Bahkan ekstrak kamper sering dijadikan obat gosok dada, yang memiliki aroma khas yang sama.
Harganya pun relatif murah, menjadikannya alternatif ekonomis untuk bahan bangunan dengan kualitas yang premium.
Warna kayu kamper ini juga dapat sangat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi pertumbuhan.
Umumnya berwarna coklat muda, sering kali dengan nuansa abu-abu, merah, atau hijau zaitun.
Karakteristik kayu ini adalah memiliki guratan-guratan yang lebih gelap pada serat kayunya.
Sedangkan, pada bagian gubal lebih pucat, terkadang juga tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas dari inti kayu.
Lalu, terdapat beberapa bulir atau burl yang juga sering terlihat, bahkan menjadi keunikan tersendiri bagi kayu ini.
Memiliki pori semi-cincin atau menyebar, kayu ini memiliki ketahanan yang tinggi dan tahan terhadap serangga.
Kepadatan serat kayu kamper ini juga membuatnya mudah dibentuk dan digunakan sebagai material beberapa bagian rumah seperti pintu, jendela, dan bingkai.
4. Kayu Sonokeling
Berasal dari daerah tropis, Kayu Sonokeling atau biasa dikenal sebagai Rosewood merupakan bagian dari tanaman bergenus Dalbergia.
Kayu Sonokeling ini asalnya sebenarnya dari daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Tengah, Karibia, Asia, dan Afrika.
Kayu ini merupakan salah satu jenis kayu pertama yang diimpor ke Eropa dari koloni Eropa di luar negeri.
Sebagai kayu tropis, rosewood sebenarnya sangat langka, karena populasinya yang kian hari makin menyusut.
Corak garisnya yang indah memberikan tampilan marmer yang khas dan tekstur halus dengan serat lurus dan berombak menjadikannya pilihan menarik untuk furniture, kusen pintu, jendela, hingga alat musik.
Kayu ini memiliki warna yang unik berupa coklat kehitaman atau coklat tua yang unik dan berkelas.
Kayu sonokeling harus dikeringkan secara perlahan sebelum diproses untuk mencegah keretakan.
Berkat struktur pori-porinya yang halus, kayu yang diproses memiliki permukaan yang sangat halus.
Selain gagang pisau, rosewood juga digunakan dalam desain interior, produksi furniture, dan untuk membuat alat musik yang bagus.
Kayu ini tahan lama, tahan cuaca, dan anti hama, menjadikannya investasi jangka panjang yang tak ternilai.
5. Kayu Meranti
Mungkin Sobat Hijau sering mendengar tentang jenis kayu satu ini.
Kayu Meranti, merupakan salah satu juara multifungsi dan salah satu jenis kayu yang dikomersialkan dan siap menjawab berbagai kebutuhan Sobat Hijau.
Kayu ini mudah diolah, tumbuh tinggi besar, bebas cabang, dan minim cacat mata kayu.
Keistimewaan meranti lainnya, kayu ini mampu “pruning” atau membebaskan cabangnya secara alami.
Teksturnya yang rata, serat yang seragam, dan kekuatannya yang mumpuni menjadikannya pilihan tepat untuk furniture, konstruksi rumah, papan partikel, venir, hingga bubur kayu.
Kayu Meranti ini juga tidak mengandung silika, sehingga berbagai jenis lem kayu dapat digunakan dengan baik.
Kayu ini bisa menerima berbagai jenis noda dan finishing, tetapi memerlukan filler untuk hasil yang maksimal.
Namun, sayangnya Kayu Meranti ini tidak ideal untuk ukiran dengan detail yang halus dan meranti kurang tahan lama untuk proyek luar ruangan.
6. Kayu Bengkirai
Di balik warna kuning kecoklatannya seperti gandum yang khas, Kayu Bengkirai memiliki kekuatan luar biasa.
Bangkirai tumbuh di Asia Tenggara, terutama di Sulawesi, Kalimantan, serta di India, Pakistan, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.
Namun, kayu ini memiliki pangsa pasar terbesar di antara kayu tropis di Jerman.
Sejak tahun 1990-an Kayu Bengkirai memang memiliki pangsa pasar tersendiri di negara-negara Eropa.
Namun, Kayu Bengkirai yang diimpor baru-baru ini sering kali ditemukan memiliki cacat yang jelas.
Karena permintaan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, penebangan masif kayu ini bahkan telah menyebabkan deforestasi parah di Asia.
Kayu ini terutama digunakan untuk struktur berat seperti jembatan, bantalan rel, lantai, dan tiang serta balok rumah.
Hal tersebut karena kayu ini padat, keras, tahan air, jamur, dan rayap bahkan setara dengan kayu jati.
Sayangnya, kekurangan kayu ini adalah mudah retak, namun mudah diperbaiki dengan dempul kayu.
7. Kayu Kelapa
Kayu kelapa atau yang memiliki nama lain Cocos nucifera dikenal sangat tahan terhadap pembusukan, kelembaban, dan serangga.
Ketahanannya terhadap retak dan pecah membuatnya kayu ini ideal untuk furnitur luar ruangan walaupun membutuhkan proses pengeringan yang optimal agar kayunya kuat dan tahan lama.
Kayu kelapa ini merupakan sumber daya terbarukan yang tumbuh cepat dan memiliki peran penting dalam inisiatif keberlanjutan lingkungan.
Dibandingkan kayu lain, harganya relatif murah, menjadikannya pilihan ekonomis untuk Sobat Hijau yang ingin tampil beda.
Kayu kelapa memiliki warna coklat kekuningan hingga cokelat tua.
Serat kayunya yang kasar menghasilkan motif unik dan nuansa etnik yang kental, cocok untuk furnitur, tiang penyangga atap, dan alas lantai.
Sebagai bahan yang tahan lama dan ramah lingkungan, kayu kelapa mudah diangkut dan diolah karena bobotnya yang ringan.
Kekurangan kayu kelapa yaitu dari beberapa jenis pohon memiliki serat yang tidak rapat sehingga mudah menyerap air.
8. Kayu Meranti Merah
Berasal dari hutan Asia Tenggara, kayu Meranti Merah kuat dan awet, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi.
Kayu Meranti Merah memiliki karakteristik warna coklat kemerahan atau ungu kecoklatan, seringkali dengan garis-garis resin putih.
Seratnya bisa lurus atau berjalin dengan tekstur kasar dan keras dengan kilau alami.
Kayu ini memiliki pori-pori besar hingga sangat besar dengan susunan tidak teratur, namun kayu ini tahan terhadap perubahan cuaca, tidak mudah memuai atau menyusut.
Kayu ini juga mudah tumbuh, mampu hidup di berbagai kondisi tanah, dan berbaur dengan tanaman lain.
Meranti Merah mudah diolah, namun serat yang berjalin dapat menyulitkan proses pengamplasan.
Kekurangan Kayu Meranti Merah lainnya adalah dapat menyebabkan iritasi mata, tenggorokan, dan kulit.
Sedangkan kelebihannya, harga kayu ini cukup bersahabat dan tersedia secara luas meskipun diimpor.
Beberapa spesies dalam genus Shorea termasuk dalam Daftar Merah IUCN sebagai kritis terancam.
Meranti umum digunakan untuk plywood, furniture dalam ruangan, konstruksi umum, bentuk beton, veneer, dan pembuatan kapal.
Kayu ini juga dikenal sebagai Philippine Mahogany, meski tidak terkait dengan mahoni sejati dari genus Swietenia dan Khaya.
9. Kayu Mahoni
Kayu Mahoni memikat penggemarnya dengan warna merahnya yang eksotis dan tekstur yang cantik.
Serat kayunya lurus, solid, dan tampak seragam, menghasilkan estetika yang memukau.
Kayu Mahoni di Indonesia harganya pun relatif terjangkau, berbeda dengan di Amerika dan Afrika yang memiliki masalah lingkungan yang terkait dengan pemanenan dan pengangkutannya.
Karena biaya lingkungan yang tinggi tersebut, kayu ini memang cukup jarang digunakan dan sering diganti dengan alternatif lainnya, seperti kayu ceri dan kenari yang memiliki tampilan dan serat yang serupa.
Padahal, kayu mahoni ini sangat bagus saat digunakan dalam desain bagunan kelas atas, khususnya dalam perabot.
Kayu ini mudah dibentuk dan stabil, sehingga tidak mudah menyusut atau berubah bentuk.
Kekurangannya Kayu Mahoni ini sayangnya tidak setangguh kayu lain, sehingga mudah diserang rayap dan rentan terhadap perubahan cuaca.
10. Kayu Gaharu
Kayu Gaharu atau dikenal sebagai kayunya para dewa, yang terkenal dengan kemewahan dan ketahanannya.
Dalam sejarahnya, kayu gaharu ini sudah disebutkan dalam Weda Sansekerta, dan sudah ada sejak 1.400 SM.
Selain di Kalimantan, Aceh, Sumatera, Sulawesi, Sumbawa, dan Papua, Kayu Gaharu ini juga tumbuh subur di India dan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara.
Kekuatan dan ketahanan luar biasa menjadikan Kayu Gaharu pilihan tepat untuk konstruksi rumah yang kokoh dan tahan lama.
Bahkan, tidak jarang ekstrak dari kayu ini dijadikan bahan pelengkap bahan aromatik yang memiliki khasiat cukup beragam.
Warnanya yang hitam elegan tak hanya memancarkan keindahan, tapi juga mampu beradaptasi dengan berbagai desain interior.
Tak heran, Kayu Gaharu digemari untuk pembuatan furniture outdoor dan perabot rumah tangga.
Uniknya, Kayu Gaharu memiliki getah beraroma wangi yang mampu menangkal hama dan rayap.
Hal ini menjadikannya pilihan ideal untuk kesehatan rumah, sayangnya memang harganya tidaklah terjangkau.
Memilih kayu yang tepat untuk membangun rumah merupakan langkah awal untuk menciptakan hunian yang nyaman dan menawan.
Kayu-kayu yang telah dibahas di atas, seperti Jati, Merbau, Kamper, Sonokeling, Meranti, Bengkirai, Kelapa, Meranti Merah, Mahoni, dan Gaharu, masing-masing memiliki keunikan dan kelebihannya sendiri.
Bosan dengan desain rumah yang monoton dan ingin suasana baru yang mendukung kelestarian alam serta lingkungan?
Kontraktor Hijau hadir sebagai solusi tepat untuk membangun rumah impian yang ramah lingkungan yang Sobat Hijau inginkan!
Kontraktor Hijau sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun di bidang konstruksi, dengan lebih dari 150 proyek rumah tinggal dan interior yang telah sukses kami selesaikan.
Tim profesional kami siap membantu Sobat Hijau mewujudkan rumah impian yang indah, nyaman, dan selaras dengan alam.
Dapatkan konsultasi gratis dan wujudkan rumah impian ramah lingkungan bersama kami.
Kontraktor Hijau siap membangun masa depan yang lebih hijau, bersama Anda!